Niat dalam Salat: Perlu Dibaca atau Cukup dalam Hati?
Pertanyaan tentang apakah perlu membaca niat atau cukup dengan menyimpannya dalam hati sebelum memulai salat adalah salah satu hal yang sering menjadi bahan perdebatan di kalangan umat Islam. Mari kita simak penjelasan berikut untuk memahami lebih lanjut.
Para ulama sepakat bahwa niat merupakan salah satu rukun dari salat, dan tempat utamanya adalah dalam hati. Artinya, niat haruslah hadir di dalam hati seorang individu sebelum memulai salat. Jika terjadi perbedaan antara niat yang disimpan dalam hati dan yang diucapkan secara lisan, maka yang dihitung adalah niat yang ada dalam hati.
2. Tidak Wajib Membaca Niat secara Lisan
Meskipun niat merupakan rukun salat, tidak ada kewajiban untuk membacanya secara lisan. Mayoritas ulama menyatakan bahwa melafalkan niat secara lisan itu disunnahkan, tidak wajib. Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan antara niat dalam hati dan pengucapan lisan, serta untuk menguatkan kesadaran akan ibadah yang akan dilaksanakan.
3. Kapan Niat Harus Dihadirkan?
Niat harus hadir dalam hati seorang individu pada saat dia mengucapkan takbiratul ihram (takbir pembuka salat). Pada saat itu, hati harus sadar dan mengarahkan diri untuk memulai salat, mengingat jenis salat yang akan dilakukan (zhuhur, ashar, dll) beserta kewajibannya (fardhu atau sunah). Meskipun demikian, tidak disyaratkan untuk mengucapkannya secara lisan.
Kesimpulan
Dalam menjalankan salat, niat merupakan hal yang penting dan harus hadir dalam hati sebelum memulai ibadah. Meskipun tidak ada kewajiban untuk membacanya secara lisan, melafalkan niat dapat membantu menyelaraskan antara niat dalam hati dan ucapan lisan. Namun, yang diutamakan adalah niat yang ada dalam hati. Sehingga, jika ada kesalahan dalam ucapan lisan, yang dihitung adalah niat yang ada dalam hati.
Wallahu a’lam.