Ketika ada orang bertamu… dan melihat ikan ini.
agak kaget dan terheran-heran “itu ikan hiu kah?

padahal ini adalah ikan yang sering Anda makan juga lho. hehehe
IKAN PATIN.
keren ya. walaupun ikan biasa gini bisa dijadikan hiasan rumah.

===

spek aquarium:
AQUARIUM NISSO P30CM X L20CM X T25CM (ini bukan ukuran sebenarnya. karena ukuran sebenarnya pake koma-koma bikin ribet)

spek ikan:
2 ekor ikan patin. ikannya panjang sekitar 20cm

spek dasar aquarium:
pasir malang 1kg
batu zeolit. batu zeolitnya ini saya ambil dari aquarium saya. Batu zeolitnya kelihatan ada lumutnya ya. jadi bisa lebih kelihatan alami.

biasanya batu zeolit ini digunakan untuk bahan filter. Tapi… kalo saya, saya gunakan buat hiasan aquarium 😀

====

Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah berhasil didomestikasi. Jenis–jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara lain Pangasius pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma, Pangasius nasutus, pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii.

Ikan patin memiliki bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan. Ikan patin tidak ada sisik, jadi seperti ikan lele ya. Gak punya sisik. kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak ke bawah. Jadi monyong gitu ya. hehehe…

Hal ini merupakan ciri utama golongan catfish. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Wih sampe semeter lho bro. gedhe juga ya.

Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berguna sebagai peraba. Ternyata kumis bisa digunakan buat meraba-raba lho… Tak kira’in.. kumis itu digunakan untuk saringan kopi. hahaha….

Sirip punggung memiliki sebuah jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang besar serta bergerigi di belakangnya, sedangkan jari–jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6 – 7 buah (Kordi, 2005).

Pada permukaan punggung ada sirip lemak yang ukurannya sangat kecil dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris. Sirip duburnya agak panjang dan mempunyai 30 – 33 jari-jari lunak, sirip perutnya terdapat 6 jari-jari lunak. Sedangkan sirip dada terdapat sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil dan memiliki 12 – 13 jari-jari lunak (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996). Jadi… perlu hati-hati ya kalo pegang ikan patin terutama pada bagian sirip bawah.

Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Patin
Habitat ikan patin ialah di tepi sungai–sungai besar dan di muara-muara sungai dan danau. Jika dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Ikan patin begitu terkenal dan digemari oleh masyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat untuk dikonsumsi (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996). Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang – liang tepi sungai.

Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar. Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek. Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan
baik (Kordi, 2005).

Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Karena air sebagai media tumbuh sehingga harus memenuhi syarat dan harus diperhatikan kualitas airnya, seperti: suhu, kandungan oksigen terlarut (DO) dan keasaman (pH). Air yang digunakan dapat membuat ikan melangsungkan hidupnya (Effendi, 2003). Menurut Kordi (2005), Air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan patin harus memenuhi kebutuhan optimal ikan. Air yang digunakan kualitasnya harus baik.

Ada beberapa faktor yang dijadikan parameter dalam menilai kualitas suatu perairan,
sebagai berikut:
1. Oksigen (O2) terlarut antara 3 – 7 ppm, optimal 5 – 6 ppm.
2. Suhu 25 – 33 0C.
3. pH air 6,5 – 9,0 ; optimal 7 – 8,5.
4. Karbondioksida (CO2) tidak lebih dari 10 ppm
5. Amonia (NH3) dan asam belerang (H2S) tidak lebih dari 0,1 ppm.
6. Kesadahan 3 – 8 dGH (degress of German total Hardness)

Pakan
Saya biasanya, saya kasih pakan kayak ikan lainnya. saya kasih pelet aja mau. Mungkin karena laper, ya terpaka deh dimakan.

Jenis pakan alami yang umum dipakai adalah berupa ikan-ikan kecil, cacing, detritus, biji – bijian, artemia, udang kecil dan moluska (Kordi, 2005). Pakan buatan adalah makanan yang diransum dari beberapa bahan makanan yang dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan, yang diolah menjadi bentuk khusus sesuai yang dikehendaki, misalnya pelet, tepung, lembaran dan cairan.

artikel diedit dan dikutip sebagian dari Sumber : http://www.superperikanan.com
====

ADMIN IKAN IMUT
AZMI YUDIANTO
WHATSAPP: wa.me/6285728000074